Thursday 30 April 2009

hardiknas oey............

2 hr lg............2 mei............
q cm pgen paste tlsn ki hajar, nie:

Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan Pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si penduduk pedalaman memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghinakan mereka, dan sekarang kita membongkar pula koceknya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahawa bangsa penduduk pedalaman diharuskan ikut mengkongsi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingan sedikit pun”. (Seandainya Aku Orang Belanda-Ki Hajar Dewantara)

Monday 23 February 2009

v' day..................???????????????

14 Februari ?????........

Hari Valentine “ hari bertabur coklat “,atau hari saatnya seorang kekasih berucap kalimat-kalimat cinta seperti “Be My Valentine” atau puisi-puisi indah. Dan dalam benak mereka, kalimat ini memiliki arti yang sama dengan kalimat “Jadilah kekasihku.” Benarkah demikian? hayo ada g dari kalian yang berpikir seperti itu ? Tau g kenapa tgl 14 Februari disebut hari valentine?, jangan-jangan Cuma ikut-ikutan. Wah bisa berabe nih, masak tanpa tau seluk beluknya kita mau aja ngikut. Nah……saatnya kita harus tau kenapa ada hari kasih sayang apa selain itu juga ada hari permusuhan,hehe…….oke, baca terus y, kita akan tau tentang sejarah valentine……..
Mungkin ada sebagian remaja yang akan bertanya : kenapa memperingati sebuah tragedi cinta tidak boleh dilakukan? Bukankah Islam menganjurkan pemeluknya untuk saling mengasihi pada sesama?
Tak ada yang menyangkal bahwa Islam tidak melarang cinta kasih. Islam sendiri adalah agama yang menjunjung cinta kasih kepada sesama (hablum minannas). Dalam Islam, cinta demikian dihargai dan ditempatkan pada posisi yang sangat terhormat, kudus, dan sakral. Islam sama sekali tidak phobia terhadap cinta. Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun demikian Islam tidak menjadikan cinta sebagai komoditas yang rendah dan murahan. Cinta merupakan perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairan lembut dan kasih sayang. Dalam Islam cinta itu dibagi menjadi tiga tingkatan, sesuai dengan firman Allah : “Katakanlah : jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-daudaramu, isteri-isterimu, kerabat-kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerusakannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu senangi lebih kau cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalannya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang fasik”. (Q.S. At-Taubah : 24).
Ayat di atas sangat jelas menerangkan kepada kita bahwa cinta tingkat pertama adalah cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya yang disebut dengan cinta hakiki. Kemudian cinta pada tingkat kedua yakni cinta kepada orang tua, istri, kerabat, dan seterusnya. Sedangkan cinta pada tingkat ketiga, yaitu cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga, anak dan isteri, melebihi cinta kepada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan Allah. Cinta hakiki akan melahirkan pelita. Cinta hakiki, atau yang kita sebut dengan cinta sejati, akan melahirkan jiwa rela berkorban dan mampu menundukkan hawa nafsu dan syahwat birahi. Cinta akan menjadi berbinar tatkala orang yang memilikinya mampu menaklukkan segala gejolak dunia. Intinya, cinta sejati tidak mendzolimi. Cinta sejati itu menyembuhkan, bukan menyakitkan. Dan cinta sejati adalah cinta yang berorientasi ridho Ilahi. Cinta Ilahi akan menuntun manusia untuk hidup lebih baik, dan menjadikan hidup lebih bermakna.
Islam memandang cinta kasih itu sebagai rahmat. Maka seorang mukmin tudak dianggap beriman sebelum ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri (H.R. Muslim). Perumpamaan kasih sayang dan persaudaraan (ukhuwah) sesama mukmin adalah ibarat satu tubuh ; jika salah satu anggota terasa sakit, maka anggota yang lain akan turut melaksanakannya pula, tidak bisa tidur dan demam (H.R. Bukhari Muslim). Perumpamaan itu juga dapat kita temukan dalam Q.S. Al-Hasyr : 9.
Dimata Islam, mencintai dan dicintai merupakan risalah suci yang harus tumbuh subur di dalam hati setiap pemeluknya. Maka Islam menghalalkan perkawinan dan bahkan ada tingkat mewajibkan bagi mereka yang mampu. Islam tidak menganut “selebasi” seperti yang dianut oleh ajaran Kristen dan Hindu, serta Budha yang menganut sistem yang dikenal dengan kependetaan. Sebab memang tidak ada rahbaniyah dalam Islam.
Valentine day yang merupakan ungkapan kasih sayang akan nilai-nilai yang bukan bagian dari agama kita, juga saat ini dirayakan dengan me-nonlock-kan aksi-aksi permisif dengan lampu remang, dan lilin-lilin temaram. Peniruan perilaku agama lain dan sekaligus melegalkan pergaulan bebas inilah yang tidak dibenarkan dalam Islam. Valentine’s Day bukanlah simbol dan identitas remaja muslim. Ada satu hadist yang sangat mendukung pernyataan ini : Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia merupakan bagian dari mereka (H.R. Abu Daud). Dalil lain yang berkenaan dengan pernyataan ini adalah Q.S. Al-Maidah : 51, hadist riwayat Bukhari Muslim, dan lain-lain.

SEJARAH VALENTINE
Nah ini ceritanya……Cerita ini di ambil dari (The World Book Encyclopedia, 1998).
Valentine adalah nama seorang pemimpin agama Katolik yang telah dianggap menjadi martir (Dalam Islam : Syuhada’) oleh orang-orang Kristen (katolik) dan Valentine juga telah diberi
gelar sebagai orang suci (Santo) oleh orang-orang Kristen. Kisahnya bermula ketika raja Claudius II (268 - 270 M) mempunyai kebijakan yang ngelarang prajurit-prajurit-nya untuk menikah. Menurut raja Claudius II, bahwa dengan tidak menikah maka para prajurit akan agresif dan potensial dalam berperan Kebijakan ini ditentang oleh Santo Valentine dan Santo Marius, mereka berdua secara diam-diam tetap menikahkan para parujurit dan muda-mudi, lama-kelamaan tindakan mereka diketahui oleh raja Claudius, sang rajapun marah dan memutuskan untuk memberikan sangsi kepada Valentine dan santo Marius yaitu berupa hukuman mati. Sebelum dihukum mati, Santo Valentine dan Santo Marius dipenjarakan dahulu, dalam penjara Valentine berkenalan dengan seorang gadis anak sipir penjara, kemudian gadis ini setia menjenguk valentine hingga menjelang kematian Valentine. Sebelum Valentine dihukum mati, Valentine masih sempat menulis pesan kepada gadis kenalannya, yang isinya :' From Your Valentine. 'Setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, orang-orang selalu mengingat kedua santo tersebut dan merayakannya sebagai bentuk ekspresi cinta kasih Valentine, dua-ratus tahun kemudian yaitu tahun 496 Masehi setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, Paus Galasius meresmikan tanggal 14 Pebruari 496 sebagai hari Velentine. Itulah sejarah hari Valentine yang ternyata untuk mengenang dan memperingati dua orang suci Kristen Katolik yang mengorbankan jiwanya demi “kasih sayang”. Ada versi lain tentang sejarah Valentine, yaitu pada masa Romawi Kuno, tanggal 14 Pebruari merupakan hari raya untuk memperingati dewi Juno, dewi Juno adalah ratu dari segala dewa dan dewi, orang-orang Romawi kuno juga meyakini bahwa dewi Juno adalah dewi bagi kaum perempuan dan perkawinan (dewi cinta). Pada tanggal 14 Februari orang-orang Romawi kuno mengadakan perayaan untuk memperingati Dewi Juno dengan cara memisahkan kaum laki-laki dan perempuan. Nama-nama remaja perempuan ditulis pada potongan kertas lalu digulung dan dimasukkan ke dalam botol, setiap laki-laki akan mendapatkan pasangan sesuai nama yang didapat dalam undian tersebut, bila kemudian mereka ada kecocokan maka mereka akan melangsungkan pernikahan dihari-hari berikutnya. Nah, sekarang udah pada tau kan? Kalaucerita tersebut diringkas jadinya kayak gini :
• Ritual yang bersumber dari Kristen untuk mengenang orang suci Kristen
• Ritual orang-orang Romawi kuno yang pagan (penyembah berhala) untuk menyembah Dewi Juno
• Ritual perzinahan yang biasa dilakukan Bangsa Barat
Dari kedua cerita tersebut, semuanya tidak ada yang tidak bertentangan dengan Islam (alias semuanya bertentangan dg Islam)
Pandangan Islam Ttg Valentine Kalau kita ngaku sebagai orang Islam, maka menjadi keharusan bagi kita untuk melihat segala sesuatu menurut “kaca mata” Islam. Berikut adalah pandangan Islam ttg Valentine :
1. Valentine merupakan ritual keagamaan (Kristen) sehingga Valentine merupakan ibadah bagi agama Kristen. Bila kita melaksanakan atau merayakan valentine, maka kita juga sudah terlibat dalam peribadatan kristen. Bedakan diri kalian dari orang-orang Musyrik. (HR. Bukhari-Muslim)
2. Valentine merupakan pemujaan dewi Juno yaitu ritual yang dilakukan oleh orang-orang romawi Kuno yang menyembah berhala/dewa, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa SYIRIK....(AnNisa:48)
3. Valentine sebagai media barat yang digunakan untuk menghancurkan akhlak umat Islam, Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk golongan mereka(HR. Ahmad).
Itulah tadi beberapa point berkenaan dengan Valentine Day. Jadi buat apa kita ngadain atau ngerayain valentine tersebut. Kalau menjadikan kita dapet murka Allah ta’ala. Terus kalau gitu kapan kita ngungkapin kasih sayang terhadap sesama muslim ..? Mungkin pertanyaan itu akan muncul. Berikut adalah Rasa kasih sayang tulus yang ditawarkan oleh Islam. Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya(H.R. Turmudzi). “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (H.R. Ath-Thabrani) “Tidak sempurna iman kalian sampai aku lebih dia cintai daripada dirinya, orang tuanya, anaknya dan manusia lain keseluruhan”. (HR. Bukhori dan Muslim) Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam pernah membawa putra beliau bernama Ibrahim, kemudian mengecup dan menciumnya”(HR:Al-Bukhari). Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang serupa. Yang intinya, Islam lebih memberikan rasa kasih sayang yang sesungguhnya baik kepada sesama manusia maupun kepada seluruh mahluk Allah Azzawajalla. Wallahua’lam.
Dari paparan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kisah cinta Valentine ini merupakan kisah cinta milik kalangan Nasrani dan sama sekali tidak mencerminkan budaya Islam, serta tidak memiliki benang merah/sangkut paut dengan peradaban Islam. Namun kenapa remaja-remaja tetap ikut larut dan merayakannya? Ada beberapa jawaban yang melatar belakangi semua ini, yakni :
1. Para remaja muslim tidak tahu latar belakang sejarah Valentine’s day. Sehingga mereka tidak merasa risih untuk mengikutinya. Dengan kata lain, banyak remaja muslim yang memiliki kesadaran sejarah yang rendah.
2. Adanya anggapan bahwa Valentine sama sekali tidak memiliki muatan agama dan hanya bersifat global yang mau tidak mau harus diserap oleh siapa saja yang kini hidup di zaman globalisasi.
3. Keroposnya benteng pertahanan relijius dalam diri para remaja sehingga tidak mampu menyaring budaya dan peradaban yang seharusnya mereka lawan dengan keras.
4. Adanya rasa “lost of identity” di kalangan remaja muslim sehingga mereka mencari identitas lain sebagai pemuas keinginan mendapat identitas sosial.
5. Hanya mengikuti tren yang sedang berkembang agar tidak disebut ketinggalan zaman.
6. Perkembangan pergaulan bebas yang kian tak terbendung dan terjadinya de-saklarisasi seks yang semakin ganas dan sederetan faktor lainnya yang melatar belakangi pernyataan di atas.

Semoga Bermanfaat !!!
YAKUSA !!!

Malang, 14 Februari 2009

By : ZA
Dari Berbagai Sumber

Wednesday 4 February 2009

Fakultasku

Sudah tinggal 2 program studi, kemajuan atau kemunduran???